Ketika yang pergi datang kembali
Drrt..drrt.. Gawaiku bergetar. Nomor yang tidak dikenal. Aku tidak mau mengangkatnya. Drrt..drrt. Nomor yang sama. Masih terus saja menelpon. Ada kabar penting-kah? Dari siapa? Akhirnya aku mengangkatnya. "Mila, kamu di mana?" Suara itu . Suara yang membuatku terluka. "Ada perlu apa? Kenapa sekarang kamu menghubungiku lagi?" "Aku kangen Kalila" Aku mendengus, namun tak ada gunanya karena ia pasti tak akan mendengarnya. Inginnya aku berkata kasar. Buat apa ia baru menghubungiku lagi sekarang. Setelah semuanya berjalan begitu baik untukku. "Aku tinggal di rumah Amih, kalau mau ketemu Kalila, datang saja kesini!" tegasku. Aku tahu dia tidak mungkin berani ke rumah Amih. Setelah apa yang dia lakukan padaku dan bagaimana reaksi Abah ketika ia pernah mencariku di rumah Amih. "Bolehkah aku menemui Kalila di tempat lain? Bisakah kau bawa Kalila ke tempat bermain anak? Biar aku menemaninya main di sana.." tawarnya. ...