Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Ketika yang pergi datang kembali

Drrt..drrt.. Gawaiku bergetar. Nomor yang tidak dikenal. Aku tidak mau mengangkatnya. Drrt..drrt. Nomor yang sama. Masih terus saja menelpon. Ada kabar penting-kah? Dari siapa? Akhirnya aku mengangkatnya. "Mila, kamu di mana?" Suara itu . Suara yang membuatku terluka. "Ada perlu apa? Kenapa sekarang kamu menghubungiku lagi?" "Aku kangen Kalila" Aku mendengus, namun tak ada gunanya karena ia pasti tak akan mendengarnya. Inginnya aku berkata kasar. Buat apa ia baru menghubungiku lagi sekarang. Setelah semuanya berjalan begitu baik untukku. "Aku tinggal di rumah Amih, kalau mau ketemu Kalila, datang saja kesini!" tegasku. Aku tahu dia tidak mungkin berani ke rumah Amih. Setelah apa yang dia lakukan padaku dan bagaimana reaksi Abah ketika ia pernah mencariku di rumah Amih. "Bolehkah aku menemui Kalila di tempat lain? Bisakah kau bawa Kalila ke tempat bermain anak? Biar aku menemaninya main di sana.." tawarnya. ...

Pilihan Hidup

Memilih homeschooling di saat ibu harus tetap bekerja. Berat, jenderal. Seharusnya bisa melenggang dengan mudah, fokus pada anak saja. Lalu kebutuhan menggunung seolah saling bertindihan. Tidak bisa memilih. Aku masih butuh uang rutin. Masih butuh tempat supaya anak-anak ketemu teman-teman. Masih butuh wadah aktualisasi dan sosialisasi. Semangat ya Abang, Neng, Bunda. Kita jalanin bertiga.

karantina tahfizh bersama abang dan neng

Alhamdulillah, dapat rezeki ikut kegiatan karantina tahfizh bersama Rumah Quran Indonesia (RQI). Bunda ambil paket enam hari full day, mulai pukul 08.00-17.00. Dua hari pertama, anak-anak dititipkan di rumah bersama nenek. Di hari ketiga, nenek dan keluarga yang lain akan pergi keluar kota. So, Abang dan Neng diboyong ke tempat karantina. Sarapan, sudah. Pup pagi, sudah. Mainan, sudah. Baju ganti, sudah. Buku cerita, sudah. Persiapan beres. Alhamdulillah, anak-anak anteng. Menghafal di saung depan asrama, menggambar kisah Perang Badar dan Perang Uhud di kertas, shalat zuhur berjamaah. Abang basah kuyup sehabis wudhu, alasannya, supaya semua badan jadi terang di akhirat. Hari sebelumnya, abang diprotes karena hanya cuci kaki saat wudhu. Besoknya langsung praktek. Neng ikut setoran surat an-Naas ke musyrifah Intan. Setelah sebelumnya dapat ransum dari kakak-kakak SMP dan minta gendong di pundak. Selepas ashar, mereka tidur. Dan Bunda bolak balik gotong anak dari masjid ke m...

bukan kebetulan

Gambar
hai, aku percaya tidak ada yang dinamakan kebetulan ini takdir sebagaimana hari ini, pada acara menghafal al-quran aku justru tidak membawa al-quranku lalu bertemu kamu al-quran coklat yang bertuliskan hadits yang membuatku berlinang aku.. sudah sedemikian jauh dari Dia lantas mungkin Dia merindu memanggil namun tak kubalas entah mengapa aku sedemikian sombong aku..ingin kembali..