karantina tahfizh bersama abang dan neng

Alhamdulillah, dapat rezeki ikut kegiatan karantina tahfizh bersama Rumah Quran Indonesia (RQI). Bunda ambil paket enam hari full day, mulai pukul 08.00-17.00. Dua hari pertama, anak-anak dititipkan di rumah bersama nenek. Di hari ketiga, nenek dan keluarga yang lain akan pergi keluar kota. So, Abang dan Neng diboyong ke tempat karantina.

Sarapan, sudah. Pup pagi, sudah. Mainan, sudah. Baju ganti, sudah. Buku cerita, sudah.
Persiapan beres.

Alhamdulillah, anak-anak anteng.

Menghafal di saung depan asrama, menggambar kisah Perang Badar dan Perang Uhud di kertas, shalat zuhur berjamaah.

Abang basah kuyup sehabis wudhu, alasannya, supaya semua badan jadi terang di akhirat. Hari sebelumnya, abang diprotes karena hanya cuci kaki saat wudhu. Besoknya langsung praktek.

Neng ikut setoran surat an-Naas ke musyrifah Intan. Setelah sebelumnya dapat ransum dari kakak-kakak SMP dan minta gendong di pundak.

Selepas ashar, mereka tidur. Dan Bunda bolak balik gotong anak dari masjid ke mobil.

Jangan tanya ayahnya kemana, kan udah tau.

So, anak tidak pernah bisa jadi alasan kenapa kita tidak bisa menghafal al-Quran. it works, geng!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Harus Kutulis?

Pertemuan kembali

re arrange