Bersiaplah dan Hadapi Perubahan

11 Maret 2022

Judul Buku      : Who Moved My Cheese? Cara Jitu Menghadapi Lika-Liku Perubahan dalam Hidup dan Pekerjaan (terjemahan)

Pengarang       : Spencer Johnson, M.D

Alih bahasa     : Antonius Eka

Kategori          : Pengembangan Diri

ISBN               : 978-602-0488-60-8

Ukuran            : 15 x 23 cm

Penerbit           : PT Elex Media Komputindo

Tebal               : 125 halaman

Harga              : Rp. 98.800

 

Isi buku :

Buku ini termasuk jenis buku nonfiksi, tetapi ditulis dalam gaya fiksi. Pembaca diminta mengambil pesan tersembunyi di balik kisah yang sederhana tentang dua ekor tikus dan dua kurcaci. Awalnya pembaca dibuat penasaran dengan hubungan antara cheese (keju) dengan lika-liku pekerjaan, lalu semakin menarik karena semakin penasaran dengan ujung kisahnya.

 Dikisahkan bahwa pada sebuah reuni yang diadakan oleh suatu kelas, ada seorang laki-laki yang menceritakan kisah yang lucu. Tentang empat tokoh utama (dua tikus bernama Sniff dan Scurry, juga kurcaci bernama Hem dan Haw) yang memasuki sebuah labirin dalam rangka mencari keju yang menjadi sumber makanannya. Begitu sampai pada tujuannya, terlihatlah perbedaan respon yang ditunjukkan oleh keempatnya, para tikus melepas sepatu dan menggantungkan di lehernya, sedang para kurcaci menaruh sepatu dan memakai sandal menandakan sudah merasa nyaman.

Suatu ketika, keju yang biasanya ada di tempat mereka makan habis. Para tikus langsung mengambil tindakan, Sniff mengendus lalu menganggukkan kepala ke arah Scurry yang langsung berlari masuk ke labirin yang belum pernah mereka masuki. Namun, para kurcaci memiliki respon yang berbeda, Hem terus saja histeris menghadapi takdirnya yang sama sekali tidak ia duga, sedangkan Haw sibuk menganalisis apa yang sedang terjadi dan apa yang perlu ia lakukan ke depannya.

Berhari-hari, Sniff dan Scurry akhirnya menemukan tempat lain yang memiliki lebih banyak lagi keju. Di sisi lain, akhirnya Haw berani masuk labirin tanpa ditemani Hem yang masih terus saja bertahan dalam kondisi pahit dan sibuk menyalahkan pihak lain yang membuatnya merasakan kepahitan itu.

Sesekali, Haw yang sudah melangkah masuk menuju labirin yang lebih dalam merasa perlu berbalik arah karena tidak menemukan jalan terang di depannya. Namun, berdiam diri seperti Hem juga bukan pilihan yang bisa diambil. Maka ia melanjutkan perjalanan lagi berusaha menyesuaikan diri dengan apa yang telah ia pilih, hingga sampailah ia bertemu Scurry dan Sniff yang sedang menikmati keju dalam jumlah lebih banyak daripada sebelumnya.

Dalam perjalanannya, ia menulis beberapa hal penting

1.      Perubahan akan selalu terjadi

2.      Antisipasi perubahan

3.      Perhatikan perubahan

4.      Cepat menyesuaikan diri

5.      Nikmati perubahan

6.      Berubah

7.      Bersiaplah untuk segera berubah dan nikmatilah terus dan terus

Kisah ini membuat mereka yang sedang reuni, mengevaluasi orang seperti apakah mereka ini ketika menghadapi perubahan. Apakah mereka seperti Hem yang tidak siap menghadapi perubahan, seperti Sniff yang segera merespon perubahan, seperti  Scurry yang sigap bergerak ketika diberitahu arah perubahan, atau seperti Haw yang menganalisis perubahan untuk kemudian memutuskan dengan sadar bahwa perubahan ini adalah hal yang pasti terjadi, dan yang perlu kita lakukan adalah terus beradaptasi dengan perubahan tersebut.

  Buku tipis yang berisi tulisan sedikit ini bisa dibaca dalam sekali duduk. Kisahnya benar-benar memberi pelajaran berharga pada setiap kita, akan seperti apa ketika menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidup.

Selamat membaca, selamat bersiap menghadapi perubahan apa pun yang mungkin terjadi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Review Buku

27 Februari 2022

Judul Buku      : Bagaimana Menyentuh Hati (Kiat-Kiat Memikat Objek Dakwah)

Pengarang       : Abbas As-Siisiy

Alih bahasa     : Muhil Dhafir, Mahmud Mahfudz

Penerbit           : Era Intermedia

Kategori          : Dakwah Islam

ISBN               : 978-979-9183-24-3

Ukuran            : 15 x 18 cm

Tebal               : 282 halaman

Harga              : Rp. 45.000

 

Isi buku :

            Buku ini merupakan buku panduan untuk para muslim yang menyadari bahwa peran mereka adalah dai sebelum menjadi apa pun. Dikemas dalam bentuk cerita atau narasi yang pendek-pendek sehingga mudah dipahami perlahan-lahan. Di setiap sub judul biasanya dilengkapi dengan ayat atau hadis yang bersesuaian dengan isi cerita atau narasi.

            Cerita atau narasi yang diangkat, tidaklah saling berkaitan antara satu dan yang lainnya. Maksudnya setiap sub judulnya bisa dibaca terpisah sesuai dengan kisah yang ingin kita ketahui atau pun kita sampaikan duluan. Hanya saja, tidak juga bermasalah jika dibaca sebagai satu kesatuan dari awal sampai akhir.

            Manusia pada dasarnya punya fitrah kebaikan, yang akan selalu ringan untuk diajak melakukan kebaikan. Hanya saja, terkadang fitrah itu padam karena tindakan manusia itu sendiri yang melalaikan sumber cahaya bagi hati mereka, yaitu Al-Quran. Tugas para dai adalah menyambungkan lagi sumber cahaya dengan hati-hati setiap manusia yang ada di sekitarnya.

            Apakah hal ini mudah? Tentu saja tidak.

            Untuk bisa ‘memasukkan’ sumber cahaya ke dalam hati manusia, kita perlu memiliki kunci yang membuat mereka mudah untuk ‘membukakan’ pintu hatinya kepada kebenaran yang kita bawa. Perumpamaannya, anggaplah kita sedang membawa sebongkah berlian, yang hampir semua orang menganggapnya berharga. Bila berlian ini diberikan dengan cara dilempar, jelas penerimanya akan marah dan merasa tersakiti. Berbeda apabila, berlian ini kita masukkan ke dalam kotak, kita bungkus dengan kotak dan kertas kado, lalu kita berikan kepada seseorang dengan sopan, orang tersebut pasti akan menerimanya dengan senang hati.

            Beberapa cara yang bisa kita lakukan, misalnya, mengingat nama seseorang juga ciri-cirinya, sehingga jika suatu saat kita ditakdirkan bertemu lagi, kita akan mudah untuk berinteraksi dengannya dan orang tersebut akan merasa dihargai karena sudah diingat. Memperhatikan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan orang tersebut, hal-hal yang dia sukai sehingga orang tersebut merasa bahwa kita ingin menjadi orang yang memahami dirinya. Berwajah manis atau membiasakan diri untuk tersenyum sehingga setiap orang yang ditemui merasakan bahagia atau nyaman berinteraksi dengan kita.

            Setelah orang itu merasa nyaman dan aman dengan kita, barulah kita masukkan nilai-nilai kebaikan padanya. Tetap luruskan niat, ikhlaskan amal, karena kita bukan ingin mengajak orang agar mematuhi kita, tetapi kita berusaha mengajak manusia untuk lebih taat pada Rabb-Nya.

            Buku ini direkomendasikan untuk dibaca berulang, sehingga jika menemui kondisi yang buntu saat sedang berdakwah, barangkali ada kisah-kisah yang bersesuaian yang bisa menjadi solusi bagi diri kita.

            Perlu disadari bahwa menunjukkan orang lain pada kebaikan atau pun menjadi perantara hidayah bagi orang lain adalah sebuah karunia yang besar, yang patut dikejar oleh semua dai. Hanya saja, sebanding dengan karunianya, diperlukan cara-cara yang lembut dan mungkin membutuhkan waktu, perhatian, tenaga bahkan materi sehingga akhirnya Allah merasa kita pantas untuk menjadi perantara hidayah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Harus Kutulis?

Pertemuan kembali

re arrange