Day 1 : Kenapa Menulis Blog?
Pertanyaan ini seharusnya ditanyakan lebih awal, agar aku tidak salah arah dalam melangkah.
Pada awalnya, aku menulis karena ingin mendokumentasikan suatu kejadian. Sebelumnya aku menulis di buku harian, lalu tertawa sendiri ketika membaca ulang. Atau mengingat bahwa hati ini pernah lebih sakit tetapi tetap mampu berdiri.
Ternyata, menulis juga bisa mengobati luka hati. Seolah sakit yang menjangkiti bisa tiba-tiba hilang bahkan tanpa obat. Aku menulis untuk membuang semua beban, berharap tidak ada yang akan membacanya. Cukup aku saja.
Ketika memiliki anak, aku suka menulis agar ada jurnal lengkap tentang anak-anakku, bagaimana aku mendampingi mereka dari bayi hingga sekarang balita. Kapan mereka disapih, bagaimana prosesnya. Pertanyaan sulit apa saja yang pernah mereka ajukan, dan bagaimana aku menjawabnya. Hal-hal yang membuatku merasa berharga karena telah menjadi ibu yang bisa menemani anak-anaknya tumbuh.
Lalu, aku bergabung dengan komunitas menulis. Aku menulis di blog karena aku harus menyetorkan tulisan setiap harinya, sedangkan akutidak belum bisa menampakkan diriku di media sosial yang lain. Menulis di muka publik adalah hal yang baru bagiku, dan aku belum siap. Aku menulis di blog sebagai syarat agar aku bisa mengikuti grup saja.
Hingga akhirnya aku tahu, aku menulis di blog agar aku tetap bisa menjadi diriku sendiri. Tanpa perlu takut, malu, ragu. They don't know me, they just read mine.
Kubiarkan blogku terbuka. Entah akankah ada yang datang dan membaca. Akan kupastikan aku tetap ada.
Pada awalnya, aku menulis karena ingin mendokumentasikan suatu kejadian. Sebelumnya aku menulis di buku harian, lalu tertawa sendiri ketika membaca ulang. Atau mengingat bahwa hati ini pernah lebih sakit tetapi tetap mampu berdiri.
Ternyata, menulis juga bisa mengobati luka hati. Seolah sakit yang menjangkiti bisa tiba-tiba hilang bahkan tanpa obat. Aku menulis untuk membuang semua beban, berharap tidak ada yang akan membacanya. Cukup aku saja.
Ketika memiliki anak, aku suka menulis agar ada jurnal lengkap tentang anak-anakku, bagaimana aku mendampingi mereka dari bayi hingga sekarang balita. Kapan mereka disapih, bagaimana prosesnya. Pertanyaan sulit apa saja yang pernah mereka ajukan, dan bagaimana aku menjawabnya. Hal-hal yang membuatku merasa berharga karena telah menjadi ibu yang bisa menemani anak-anaknya tumbuh.
Lalu, aku bergabung dengan komunitas menulis. Aku menulis di blog karena aku harus menyetorkan tulisan setiap harinya, sedangkan aku
Hingga akhirnya aku tahu, aku menulis di blog agar aku tetap bisa menjadi diriku sendiri. Tanpa perlu takut, malu, ragu. They don't know me, they just read mine.
Kubiarkan blogku terbuka. Entah akankah ada yang datang dan membaca. Akan kupastikan aku tetap ada.
Komentar
Posting Komentar