Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Dauroh Quran : Nikmatnya Hidup bersama Al-Quran

(kajian bersama ustadz Nur Ihsan Jundullah) 26 Agustus 2018 Apa yang kita anggap sebagai sebuah kenikmatan? Pikiran yang tenang, bebas dari himpitan hutang, pertanyaan-pertanyaan yang sulit dijawab soal kapan nikah, kapan lulus. Atau fisik yang sehat, yang dengannya kita bisa melakukan banyak hal, menjelajah ke banyak tempat. Atau kenikmatan untuk bisa merasakan makanan yang enak. Dengan ketiga hal ini, sudah selayaknya kita bersyukur kepada Allah. Namun, Nabi Daud as berkata "Bagaimana aku bersyukur kepada Allah, jika syukur sendiri adalah nikmat yang harus aku syukuri" Ada syukur dan ada syakur, syakur adalah kemampuan berterimakasih atas sebuah nikmat. Dalam Al-Quran, terdapat lima surat yang diawali dengan hamdalah, surat Al-Fatihah, Al-An'am, Al-Kahfi, Saba' dan Fathir. Empat surat di antaranya berbicara tentang alam semesta, sedangkan satu surat berbicara tentang Al-Quran, yakni surat Al-Kahfi. Bisa diartikan, bahwa nikmat Al-Quran setara dengan empat...

Reformasi

Setelah perjalanan panjang, ceritanya blog ini mau dirapihkan dengan serius. Temanya jelas, waktu penulisannya konsisten. Momennya tepat, 40 hari menuju si empunya berganti usia. Semoga keberadaan dirinya semakin membawa manfaat pada siapa pun yang ada di dekatnya. Tema yang akan ditulis dalam blog ini 1. Parenting ala Bunda AbangNeng, lebih ke diary pengasuhan sebagai single fighter. Bisa kegiatan crafting, cooking class ala-ala, atau perjalanan kami bertiga 2. Resume kajian yang diikuti 3. Tugas menulis dari FORSEN (Forum Silaturahmi Emak Nulis) Semoga ada manfaatnya, semoga bisa konsisten

Single Fighter

        Aku selalu berhenti pada kalimat 'saatnya menyamakan pandangan bersama pasangan'. Aku selalu menatap kosong pada kursi di sebelahku, sedangkan dia yang di sana selalu berdiri menyelisihi pilihanku. Aku tidak bisa memaksanya pergi karena ia memang punya hak untuk dihormati, dihargai bahkan dicintai oleh anak-anakku. Ia ayah dari anak-anakku.         Lalu, aku merasa kebingungan untuk memulai lagi. Aku, harus memulai dari mana?        Aku tahu mungkin sudah salah langkah dari awal, tetapi kami sudah melaju sejauh ini. Ada dua permata hati yang menanti bimbinganku menjalani fitrahnya. Ada hati yang harus selalu dijaga ketimbang harus meladeni perasaan marah yang sampai kini masih sering hinggap di hati.        Dia, bukan hanya menolak untuk ikut serta dalam pengasuhan, tetapi berniat menyelisihi. Apakah kau tahu perbedaan keduanya?    ...