Tugas yang Berat


Judul : Tarbiyatul Aulad, Pendidikan Anak dalam Islam
Tebal : 638 halaman 
Penerbit : Khatulistiwa Press

Ini namanya mendapat durian runtuh, dapat tugas bedah buku dari buku-buku tebal yang biasanya hanya mejeng di rak buku. Sekarang saatnya kamu turun, dibedah setajam silet.

Buku ini adalah tipe buku aplikatif, yang banyak isinya soal petunjuk teknis. Di pengantarnya sudah disebutkan bahwa tujuan utama dakwah adalah untuk membentuk manusia, bukan untuk mencetak manusia yang hanya dapat memberi nasihat, sehingga buku ini diharapkan membuat orang bisa mengaplikasikan semua yang ada di buku dan bukan hanya sekadar tahu.

Buku ini bukan tipe buku pengetahuan, tetapi arahan yang sebaiknya dibaca berkali-kali setiap ingin melakukan sesuatu terkait pendidikan anak.

Bab pertama, membahas tentang pendahuluan yang harus kita tahu soal pendidikan anak. 

Pertama, pentingnya pernikahan (dalam buku menggunakan istilah perkawinan) pada proses pendidikan anak. Juga, proses penyeleksian pasangan. Pasangan yang dipilih berdasarkan tuntunan, yang dipertemukan dengan cara yang baik adalah pendidikan pertama yang menjadi hak anak.

Kedua, perasaan yang sudah ditanamkan sebagai fitrah bagi orangtua. Rasa sayang dan ingin melindungi atau rasa sedih bila kehilangan anak karena kematian. Perasaan ini seharusnya tidak membuat kita terlena dan membuat kita lupa aturan-aturan yang berlaku dalam agama kita.

Ketiga, tentang perlakuan pada bayi yang baru lahir. Mulai dari azan hingga akikah. Memaparkan berbagai pandangan dari beberapa imam mazhab yang membuat kita yakin bahwa begitu banyak kemudahan yang Allah berikan dalam hidup.

Keempat, hal-hal yang menyebabkan penyimpangan pada diri anak dan terapi yang bisa dilakukan. Mulai dari kemiskinan, perceraian dan pergaulan yang tidak baik.

Bab kedua, membahas berbagai tanggung jawab orangtua pada pendidikan iman, akhlak, fisik, intelektual, mental, sosial dan seks.

Berbagai etika dalam setiap kegiatan yang menunjukkan kesempurnaan agama Islam, sehingga sebagai seorang muslim sudah sewajarnya tidak perlu mencari panduan lain ketika ingin mendidik anak.

Bab ini harusnya menyadarkan para orangtua bahwa tugas mereka bukan hanya sekadar memberi makan saja pada anak. Itu adalah satu kewajiban penting yang harus dipenuhi, tetapi bukan berarti tidak ada kewajiban yang lain.

Betapa berat tanggungan seorang ayah dan ibu kepada anaknya, karena bukan hanya mendidik satu manusia, tetapi juga satu generasi. 

Mematahkan pendapat bahwa dalam Islam perempuan adalah makhluk nomor dua. Tanggung jawabnya tetap sama karena anak laki-laki atau perempuan tetap harus dibimbing dengan perlakuan yang sama.

Bab tiga, tentang metode, kaidah dan saran ketika mendidik.

Ada 5 hal yang bisa jadi metode yang efektif untuk mendidik, yakni :
1. Teladan orangtuanya
2. Pembiasaan
3. Nasihat yang baik
4. Perhatian dan evaluasi
5. Hukuman yang layak

Nomor 1 adalah hal yang harus ada, bila sudah baru bisa lanjut ke nomor selanjutnya. Nomor 5 tidak perlu dilakukan apabila sudah efektif dengan poin sebelumnya. Hanya saja, bila dirasa perlu, hukuman juga menjadi hal yang efektif dalam pendidikan.

Sifat-sifat dasar yang harus dimiliki pendidik adalah ikhlas, takwa, ilmu, sabar dan tanggungjawab. Jika kelimanya sudah ada pada pendidik, maka kaidahnya bisa dijalankan dengan baik. 

Apa saja kaidahnya?
Ada 2 kaidah dalam mendidik anak, yakni:
1. Kaidah ikatan
Hal yang membuat anak memiliki kekebalan iman, kesejukan keyakinan dan benteng takwa.

Anak diikat oleh lima ikatan (aqidah, ruhiyah, intelektuak, sosial dan olahraga)

Yang ini sifatnya pencegahan.

2. Kaidah peringatan
Hal yang bisa mendetoksifikasi anak dari berbagai pemikiran busuk dan pemahaman sesat.

Terhadap tujuh hal (kemurtadan, ateisme, permainan dan hiburan terlarang, taklid buta, teman yang buruk, kerusakan akhlak, dan hal-hal yang haram)

Terakhir, ditutup dengan saran-saran penting untuk pendidikan. Ada 10 hal yang harus diperhatikan, yakni:
1. Memotivasi anak untuk mendapatkan penghasilan dengan cara yang mulia
2. Memperhatikan bakat anak
3. Memberi kesempatan bagi anak untuk bermain dan menghibur diri
4. Mengadakan kerja sama antara rumah, masjid dan sekolah
5. Memperkuat hubungan antara pendidik dengan anak
6. Program pendidikan harian
7. Menyediakan sarana budaya yang bermanfaat buat anak
8. Membangkitkan minat anak untuk membaca
9. Membuat anak merasa bertanggung jawab terhadap Islam
10. Menanamkan semangat jihad pada jiwa anak

Bagian depan dibaca dengan cukup seksama, tetapi ketika teknis sekali rasa-rasanya perlu diulang lagi agar lebih mengikat makna.

Buku berat pertama di tahun ini. Yes, we did it.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Harus Kutulis?

Pertemuan kembali

re arrange