Seni Mengingatkan Orang Lain
Beberapa kali mencoba diam, hanya karena takut merusak flow yang sedang berjalan, tetapi seolah hati diminta pertanggungjawaban karena melihat sesuatu yang salah tanpa bertindak apa pun.
Ya, begitu banyak yang menulis konten positif, menyentuh hati, tetapi secara kaidah KBBI jelas-jelas masih salah. Apalah saya yang baru menulis dalam hitungan bulan, yang pada pertemuan awal saja 'sudah dibantai' habis-habisan soal tanda baca.
Belum lagi tentang logika cerita.
Belum puas? Karakter tokoh yang bisa digantikan oleh tokoh lain yang berarti, tokoh kita tidak spesial.
Kalau saja saya berhenti karena 'pembantaian' kala itu, mungkin saya tidak akan menulis sebanyak ini. Mungkin saya akan berhenti menulis dan itu berarti tidak akan ada novel anak perdana yang sedang dalam proses antri revisi di sebuah penerbit mayor.
Namun, sampaikanlah walau hanya satu ayat. Sampaikan saja, bila memang yang baru kau tau hanya soal itu.
Saya biasanya akan meminta maaf terlebih dahulu, karena posisinya saya bukan editor apalagi pemilik penerbitan. Saya hanya pembaca. Lalu, saya menyampaikan pujian atas tulisannya yang memang bagus secara konten, tetapi ada beberapa kaidah penulisan yang kurang tepat.
Mengambil gambar tulisan yang dirasa kurang tepat, lalu memberi tahu bentuk yang benar seperti apa.
Penerimaan yang diberi masukan bisa beragam. Menerima kesalahan dan mengakui kelemahan diri. Atau bahkan sebaliknya, menyalahkan saya sebagai pemberi masukan.
Apa pun, rasanya sudah lega ketika sudah menyampaikan.
Semoga bisa terus melangkah tanpa ragu, selama yakin ada di jalan yang benar.
Ya, begitu banyak yang menulis konten positif, menyentuh hati, tetapi secara kaidah KBBI jelas-jelas masih salah. Apalah saya yang baru menulis dalam hitungan bulan, yang pada pertemuan awal saja 'sudah dibantai' habis-habisan soal tanda baca.
Belum lagi tentang logika cerita.
Belum puas? Karakter tokoh yang bisa digantikan oleh tokoh lain yang berarti, tokoh kita tidak spesial.
Kalau saja saya berhenti karena 'pembantaian' kala itu, mungkin saya tidak akan menulis sebanyak ini. Mungkin saya akan berhenti menulis dan itu berarti tidak akan ada novel anak perdana yang sedang dalam proses antri revisi di sebuah penerbit mayor.
Namun, sampaikanlah walau hanya satu ayat. Sampaikan saja, bila memang yang baru kau tau hanya soal itu.
Saya biasanya akan meminta maaf terlebih dahulu, karena posisinya saya bukan editor apalagi pemilik penerbitan. Saya hanya pembaca. Lalu, saya menyampaikan pujian atas tulisannya yang memang bagus secara konten, tetapi ada beberapa kaidah penulisan yang kurang tepat.
Mengambil gambar tulisan yang dirasa kurang tepat, lalu memberi tahu bentuk yang benar seperti apa.
Penerimaan yang diberi masukan bisa beragam. Menerima kesalahan dan mengakui kelemahan diri. Atau bahkan sebaliknya, menyalahkan saya sebagai pemberi masukan.
Apa pun, rasanya sudah lega ketika sudah menyampaikan.
Semoga bisa terus melangkah tanpa ragu, selama yakin ada di jalan yang benar.
Komentar
Posting Komentar