Merawat Tak Sesuai Fitrah, Adakah?
Judul Buku : Merawat Fitrah Anak Laki-Laki
Penulis : Dr Khalid Ahmad Syantut
Tebal : 172 halaman, art paper.
__________________________
Setiap orang tua, tidak mungkin tidak, pasti memiliki tujuan yang baik pada anaknya. Ingin anaknya punya kehidupan yang lebih baik, ingin anaknya sukses di masa depan, atau berbagai hal baik lainnya.
Namun, akhir-akhir ini ada istilah 'merawat sesuai fitrah'. Berarti ada yang tidak sesuai fitrah ya?
Alhamdulillah, buku ini membuka mata kita tentang berbagai 'kekeliruan' yang banyak terjadi dan mungkin sudah dianggap sebuah hal yang biasa.
Yang pertama, tentang istilah remaja. Betapa fase ini dianggap sebagai fase peralihan dari masa kanak menuju dewasa. Padahal, dalam Islam, ternyata tidak ada fase ini.
Remaja, dianggap wajar jika melakukan kesalahan, karena di fase ini adalah masa pencarian jati diri. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan di masa remaja dianggap akan mudah dilupakan ketika sudah beranjak dewasa. Padahal, masa awal baligh adalah masa yang menentukan perjalanan hidup ke depannya.
Maka, dalam islam yang ada istilah pemuda, istilah yang menggambarkan semangat membara dibarengi dengan rasa tanggung jawab atas langkah apa yang akan diambilnya.
Membiasakan menyebut pemuda pada anak-anak yang telah mengalami tanda baligh, akan membuat setiap anak merasa di pundaknya ada rasa tanggung jawab untuk menjadi pemimpin di muka bumi.
Setelah istilah ini 'dibenahi', barulah dijabarkan soal standar optimal tumbuh kembang pada anak, juga bagaimana cara mendidik anak di usia pemuda. Yang menjadi pusat pembahasan adalah anak di usia 7-12 tahun.
Mengapa? Merujuk pada hadits soal mulainya perintah shalat diberikan, berarti saat itu anak sudah harus tahu bahwa ada aturan agama yang harus ia penuhi.
Pada segi apa saja? Pada buku ini, yang difokuskan pada segi ruhiyah, akhlak dan sosial.
Jangan sampai penanaman nilai pada usia ini terlewat karena kita masih menganggap anak kita masih kecil. Jika masa ini terlewat, maka akan lebih sulit untuk memulainya di usia lebih besar.
Pada segi ruhiyah, jelas pembiasaan shalat juga menghafal surat-surat pendek. Bukan berarti, di usia 7 tahun anak harus sudah mengerjakan secara rutin shalat 5 waktu, tetapi minimal mulai untuk praktek secara lebih istiqomah.
Sebelum itu, tentu sebaiknya ditanamkan dulu alasan kuat di balik semua ibadah mahdoh tersebut. Sudah ada buku anak balita yang menjelaskan tentang alasan kuat mengapa kita harus shalat, sebut saja Shalat Ingat Allah yang dikeluarkan oleh Sakeena Publishing.
Ketika keterikatan hati anak-anak pada Allah sudah dekat, maka perintah Allah tidak ada yang terasa berat.
Di bidang akhlak, orang tua harus menjadi teladan nyata pada kehidupan sehari-hari. Anak juga harus dilibatkan pada kegiatan-kegiatan bersama, semisal rapat keluarga membahas nilai-nilai apa saja yang ada pada keluarga kita, agar anak tidak mudah terbawa nilai-nilai yang bisa saja negatif di luar sana.
Sedangkan di bidang sosial, sudah mulai dijelaskan soal perbedaan gender dan aturannya. Pemisahan tempat tidur, tugas sesuai fitrahnya.
Apakah anak laki-laki tidak boleh memasak? Boleh, kok. Anak laki-laki tetap harus punya keahlian memasak sebagai bekal pertahanan diri.
Dibahas juga dalam buku ini soal peran masjid pada perkembangan anak. Kebanyakan masjid melarang anak untuk hadir di masjid, dengan alasan agar tidak mengganggu jamaah yang lain. Padahal, anak yang terbiasa mendatangi masjid, akan lebih mudah untuk diarahkan kepada kebaikan.
Pentingnya pergaulan yang baik sampai bagaimana pemilihan tempat tinggal seharusnya bisa disiasati oleh orang tua, agar anak bisa mendapatkan lingkungan bertumbuh yang optimal.
Terakhir, ada opsi kemah yang merupakan fase belajar anak dan orang tua untuk saling mempercayai bahwa sekali-kali perlu menantang diri, apakah bisa bertahan hidup tanpa orang-orang terkasih.
Ditutup dengan kisah-kisah sahabat hingga tabiin tabiat yang masa mudanya terisi dengan banyak hal dahsyat, seperti menjadi pemimpin perang, penjaga rahasia Rasulullah hingga ahli fiqih dan hadits.
Semoga bisa menjadi bekal yang cukup untuk mendampingi si sulung yang beranjak menjadi pemuda.
Komentar
Posting Komentar