Ketika Misi Kita Berbeda
Judul : Marriage in Mission
Penulis : Atika
Penerbit : CV Khadijah
Tebal : 374 halaman
________________________________
Setiap orang punya misi pribadi ketika ingin melangkah ke dalam dunia pernikahan, apakah karena ingin mengikat cinta sehidup semati, butuh uang atau semulia ingin menjalankan sunnah nabi.
Begitu pula Kemal dan Medina. Dua orang yang tidak saling kenal (secara langsung) akhirnya tertulis sebagai pasangan karena mereka mengenal orang yang sama, Alia. Proses yang tidak lama karena mereka berdua 'seolah-olah' bisa menerima misi pasangannya.
Medina yang masih menyusun skripsi dan butuh uang agar bisa membiayai kuliah hingga lulus dan Kemal yang butuh pendamping agar ayahnya percaya -dan memberikannya rumah dan kendaraan- padanya.
Setiap orang boleh salah memilih pintu masuk, tetapi mereka bisa memperbaiki ruangan di dalamnya agar selalu nyaman untuk ditempati.
Medina menyadari bahwa tidak seharusnya pernikahan terjadi 'hanya' karena materi. Terlebih ketika Medina hamil dan mulai banyak berharap pada pasangannya.
Sepertinya Kemal pun berusaha membuka hati walaupun luka lamanya belum bisa terobati. Sifat perpaduan antara cool, punya selera humor, ganteng menjadi perpaduan yang sangat sempurna untuk diperjuangkan.
Konfliknya banyak dan unpredictable karena berbeda dengan yang pernah tayang di facebook. Kisahnya jadi jauh lebih sedih -spoiler sedikit ya-, tetapi pembaca jadi bisa lebih banyak ambil hikmah.
Bagaimana kisah mereka menapaki perjalanan kehidupan yang tak seindah drama?
Ayo coba hubungi penulisnya untuk memesan novel yang dicetak terbatas ini.
_____________________________
Ini bukan sekadar kisah love after marriage biasa. Ini tentang kisah cinta tak sempurna yang dikemas serealistis mungkin tanpa banyak drama.
______________________________
Pertama kali menemukan tulisan Mba Atika sebenarnya bukan kisah pasangan ini, kalau tidak salah justru Alia Rafdi. Dan, langsung jatuh cinta sama penulisnya yang mengangkat tema yang dekat dengan keseharian.
Lalu, ketemulah dengan KeMed (Kemal-Medina) juga Nadia-Ayash.
Paling suka kisah yang mana? Duh, aku suka ketiganya, konfliknya beda dan ketiganya memang konflik yang selalu ada dalam kehidupan pernikahan : hubungan menantu-mertua, soal keturunan yang tak kunjung hadir, dan soal trauma masa lalu yang masih belum bisa pergi.
Dan, entah mengapa memberanikan diri menghubungi penulisnya via messenger untuk berkenalan dan menanyakan apakah tulisan-tulisannya sudah ada yang dinovelkan karena mau jadikan koleksi pribadi. Saat itu (Mei 2018), belum ada yang jadi novel, dan aku ingat betul meminta dikabari jika sudah ada yang menjadi novel.
Bahagia sekali ketika dikabari sudah open PO, juga ketika bukunya sudah di dekapan. Biasanya kalau novelnya sudah sempat tayang di facebook, aku akan membaca dari bab yang belum pernah kubaca saja. Namun, kali ini aku mulai membaca sejak halaman pertama sampai akhir dalam sekali duduk, dan sampai nggak sadar kalau sudah dini hari.
Mba Atika yang sangat ramah, yang kata-katanya selama menjawab pesan, (bahkan) juga selama masa promo novelnya ini terlihat sangat rendah hati.
Novelnya dijual terbatas, dicetak sesuai pesanan dan sekali kloter tidak lebih dari 50 pcs. Entah sekarang sudah cetakan ke berapa.
Bukan, bukan karena pesimis pasti, justru hampir semua pembacanya memberi testimoni positif yang di-posting berkala dan membuat novel ini lagi-lagi dicetak ulang.
Bagus dibaca oleh pasangan muda, yang baru menikah dan sedang berusaha melewati lima tahun pertama yang 'katanya' paling berat. Percayalah, kamu tidak sendirian. Namun, menyerah dan mengaku kalah adalah pilihan paling terakhir yang sebaiknya tidak dipilih ketika melewati rintangan sesulit dan seberat apa pun.
Terima kasih ya, KeMed sudah menjadi pasangan yang menarik untuk diikuti kisahnya.
Mba Atika, ku masih tunggu novel-novel selanjutnya lho
Komentar
Posting Komentar