Mereka yang Pernah Bercerita

Mari kita memandang, lalu memeluk erat tubuh mereka. Dengan perasaan tulus, hati yang ikut berbahagia dengan kebahagiaan hidup yang sedang mereka rasa.

Mereka yang pernah berbagi cerita, menumpahkan kekesalan tentang pasangannya di hadapanku. Lalu meminta pendapatku.

Jelas, aku tidak bisa memberi opini apa-apa.

Aku sudah melangkah, ke sisi sebelah sini, saat tidak ada pilihan untuk kembali dan telah memikirkan berbagai opsi.

Namun, aku tidak sekali pun berharap, kalian yang bercerita akan mengekor ke belakangku.

Kuharap tidak perlu.

Pasangan kita 'memang' bersalah di mata kita, tetapi cermin mengatakan bahwa ada laku kita yang punya andil salah juga.

Dan, sabar itu sebentar. Ia adalah keutamaan hanya untuk orang-orang pilihan.

Lalu sekian cerita selalu kuakhiri dengan doa-doa rahasia agar...kalian bahagia.

Maka ketika...
Kulihat senyum kalian yang sedang berkendara bersama pasangan, lalu kabar rujuk yang terdengar.

Aku bahagia...sungguh.

Lalu ketika, mendapat kabar bahwa pasangan sudah berubah ke arah yang lebih baik dan kalian memilih untuk mempertahankan bahtera cinta.

Jujur, aku jauh lebi...h bahagia.

Kalian sekuat itu.

Setelah luka dan maaf,
setelah sakit dan bangkit,

Berjalan bersama, berharap bisa terus melangkah menuju keridhoan-Nya.

Terima kasih telah percaya
Berbagi cerita

Kita semua berhak bahagia atas pilihan-pilihan kita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Harus Kutulis?

Pertemuan kembali

re arrange