Waktu Berharga

Bagaimana rasanya terus-terusan menjadi teko yang harus mengeluarkan teh manis dari mulutnya?

Lelah? Pasti.

Mungkin begitulah rasanya menjalani rutinitas harian yang sudah menjadi bagian besar dalam hidupku.

Bukannya tidak suka, aku suka sekali dengan pekerjaanku. Hanya saja, aku tetap butuh waktu-waktu spesial untuk mengembalikan semangatku ke kondisi terbaiknya.

Sebagai ibu dua anak yang hampir selalu ditempeli anak-anak kemana-mana, kapan waktu spesial itu tiba?

Menunggu waktu sendirian, itu berarti menunggu mereka tertidur lelap atau bangun lebih pagi sebelum mereka juga mulai membuka mata.

Apa saja yang bisa membuat semangat lagi?

1. Menyelesaikan catatan keuangan
Bukannya tambah pusing, ya?
Kalau buatku sih, nggak. 😉

Mengetahui berapa banyak yang sudah keluar, berapa banyak yang masih dimiliki membuat perasaan menjadi lebih tenang.

Apalagi aku memegang catatan keuangan di tempat kerja, di keluarga kecilku dan di bisnisku yang baru mulai berkembang.

Rasanya seperti terlepas dari beban berat dan bisa melanjutkan hidup dengan lebih ringan.

2. Bisa mencatat dan/atau mendengarkan kajian secara langsung atau pun secara daring.

Rasanya sungguh menyenangkan ketika tidak ada yang memaksamu menampilkan sesuatu setiap harinya, menuntut penampilan terbaikmu setiap waktu.

Namun, bisa menjadi sebuah teko kosong yang sedang diisi air sungguh membuat semangat terisi penuh.

Walau hanya mendapat insight dari satu kalimat di sela-sela rengekan anak yang mulai bosan karena dipaksa menemani kita yang beraktivitas.

Ingatlah bahwa kita sebenarnya hanya sendirian dalam hidup ini, sekalipun ada anak atau pasangan, tetapi sejatinya kita sendirian.

Refleksi, evaluasi kemudian melaju lagi.

3. Membaca novel
Harus novel ya, bukan buku non fiksi, hehe..

Alhamdulillah, mereka selalu hadir di waktu yang tepat.

Selalu ada novel baru dari teman-teman kesayangan yang terbit ketika hati sudah sedemikian ruwet.

Novel yang hangat, yang memaksa dibaca sekali duduk, kemudian membuat diri bahagia.

Sekali duduk, walau sempat disela oleh beberapa buku anak yang tiba-tiba disodorkan begitu saja oleh tangan-tangan gembil yang sering kuciumi.

4. Shalat Duha tanpa dikejar-kejar waktu
Iya, hanya dua rakaat. Harusnya bisa dilakukan setiap pagi. Namun, dengan pengaturan waktu yang belum baik antara urusan domestik a.k.a cucian baju, waktu bangun anak dan persiapan ke sekolah, juga persiapan pribadi untuk pergi ke tempat kerja. Bisa salat Duha dengan tenang rasanya nikmat sekali, seolah meminta izin pada Yang Mahakuat untuk menapaki hari sekali lagi, dan meminta perlindungan seutuhnya.

5. Terakhir, hal yang bisa semangat naik lagi adalah menuliskan semua kisah tentang anak-anak. Celotehnya, hal-hal ajaib yang terjadi pada hari itu, sambil mengingat raut wajah mereka saat kejadian.

Sangat menyenangkan mengetahui bahwa aku adalah ibu dari dua anak hebat, dan tak ada alasan untuk tak bersyukur.

Rasanya seperti diberi hadiah spesial setiap harinya.

Ini 'me time'-ku, kalau kamu?

#ODOP
#Day1

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Harus Kutulis?

Pertemuan kembali

re arrange