My Favourite Writer
Aku mulai 'rutin' membaca sejak usia SD kelas 5. Diawali dari tumpukan majalah milik tante yang rapih di rak buku di rumah.
Awalnya hanya membaca komik di cover belakang majalah karena sang tokoh utama memiliki karakter yang unik, kerudung lebar menjuntai dengan ujung berkibar, juga kacamata yang besar.
Ayo, ada yang bisa nebak komik apa dan majalah apa yang kubaca?
Yup, tepat sekali. Majalahnya adalah majalah Annida dan komiknya tentu saja komik si Nida.
Ada duo kakak adik penulis -yang kata tanteku rumahnya tidak jauh dari rumah kami waktu itu- yang rutin menulis untuk majalah Annida ini.
Mba Helvy dan Mba Asma Nadia.
Dan, akhirnya di usia SMP aku 'menemukan' serial Aisyah Putri, Operasi Milenia. Serial fiksi pertama yang membuatku merutinkan mengumpulkan uang untuk membeli buku.
Sejak saat itu aku berkata, aku ingin punya semua buku karangan Mba Asma.
Kumpulan cerpennya kubeli, lanjutan Aisyah Putri pun menemaniku melewati masa-masa remaja yang katanya labil.
Mr. Penyair (seri ketiga Aisyah Putri), membuatku belajar untuk mengelola perasaan suka-sukaan di jalan yang benar. Rasanya tidak bisa dimatikan, tetapi ekspresinya jelas bisa diarahkan.
Sampai statusku berubah menjadi mahasiswi. Kegemaran ini bertambah-tambah karena ada satu toko buku yang penjualnya tidak pelit diskon dan selalu menyediakan novel-novel Mba Asma.
Kali ini bukan novel, tetapi kumpulan kisah nyata yang diceritakan dalam bentuk fiksi yang indah. Yang baru kutahu sekarang bahwa itu adalah jenis tulisan faksi.
Tulisannya kebanyakan bertema pernikahan, sesuai dengan aku yang waktu itu berharap berdoa bisa menikah di akhir tahun kuliah.
Mba Asma benar-benar bisa menguras emosiku.
Baca novel sambil nangis? Pernah (atau bahkan sering).
Baca novel sambil ketawa-ketiwi dan membayangkan diri jadi tokohnya juga pernah.
Aku merasa Mba Asma adalah penulis yang paling banyak berpengaruh dalam hidupku.
Pun ketika akhirnya aku menikah, punya anak dan kemudian sampai di titik ini. Aku selalu punya alasan untuk membaca karya-karyanya lagi.
Istana kedua, versi lama dan versi baru (Surga yang Tak Dirindukan). Dua-duanya membuat pikiranku lebih terbuka soal pernikahan.
Aku yang awalnya memandang poligami sebagai hal yang mudah diingatkan oleh sosok Meirose (versi Istana Kedua) yang mungkin saja tidak ingin menjadi yang kedua.
Cinta Laki-Laki Biasa dan Assalamu'alaikum Beijing adalah dua novel Mba Asma yang ketika difilmkan membuatku tetap sesenggukan (padahal kan sudah tahu ceritanya ya, tetep aja nangis).
Keduanya membuatku percaya bahwa laki-laki yang baik itu masih banyak di luar sana. Indahnya merasa diperjuangkan oleh seseorang yang ingin membuktikan cintanya.
Jangan Bercerai, Bunda. Judul buku yang kubaca berulang untuk mengetahui bagaimana para wanita itu bertahan dengan kondisi yang ada.
Bercerai, walaupun stigmanya negatif adalah salah satu takdir Allah yang harus diterima. Pilihan berat tetapi juga pilihan terbaik bagi beberapa kisah di kumpulan kisah di buku itu.
Setelah semua buku Mba Asma setia bertengger di rak buku. Akhirnya tibalah saat itu, saat di mana aku merasa bahwa semua kisah ini harus dinikmati bukan hanya olehku.
Aku membawanya ke tempat kerjaku, menawarkan kepada teman-teman untuk meminjam atau bahkan memberikannya cuma-cuma.
Bahkan, semua buku remaja milikku sudah dihibahkan (akhirnya) pada sebuah taman bacaan milik teman adik iparku. Tadinya merasa lebar (sayang) karena ingat perjuangan mengumpulkan receh demi membeli buku-buku itu.
Namun, lebih sayang lagi karena buku-buku ini jarang dibaca ulang. Niatnya sih mau buka taman bacaan tetapi belum kesampaian.
Akhirnya, mereka dipandangi kemudian diajak bicara dari hati ke hati, tolong ya...
tolong warnai remaja lain di luar sana.
Berdoa lebih panjang semoga mereka (buku-bukuku) akan jauh lebih bermanfaat di tempat barunya.
Mba Asma buatku bukan hanya seorang penulis favourite, tetapi juga seseorang yang menanamkan mimpi bagiku untuk menjadi seorang penulis.
And, this is me. Aku yang masih berusaha menulis kisah yang indah untuk dibaca dan menginspirasi seperti Mba Asma.
#ODOP #Day11 #EstrilookCommunity
Komentar
Posting Komentar