Surat Untuk yang Tersayang
Part 1 :
Bang, tahukah engkau, Nak, saat engkau lahir, itu adalah kali pertama aku menginjakkan kaki di rumah sakit sebagai pasien, bukan sebagai pengunjung.
Takut, cemas dan semua rasa sejenis hinggap. Belum lagi panik setiap kali kontraksi terjadi.
Kita sudah menginap di sana, padahal perjalanan menuju kelahiran masih panjang.
Bunda masih sempat lari di koridor rumah sakit sambil membawa kantong infus, masih sempat tertidur sejenak ketika kontraksi hilang, lalu meringis lagi.
Bunda masih sempat telepon beberapa orang, semisal my icha @fresh_ocean_food lalu ngobrol nggak jelas mencoba melupakan sakitnya.
Bunda masih ingat, malam itu bunda minta didoakan oleh handai taulan, dan seseorang bilang, 'pasrahkan sama Allah, da lahiran mudah teh bukan karena ibunya hebat atau dokternya berpengalaman, tetapi karena Allah'.
Entah kenapa, bunda langsung ingat potongan ayat itu, Nak. Potongan ayat yang tersimpan rapih dalam namamu...
laa tanfudzuuna illa bi sulthon,
kamu tak akan mampu (menembusnya) kecuali dengan kekuatan (dari Allah).
Maka setelah itu, bunda merasa lebih siap melewati proses apa pun, mulai dari menunggu antrian ketika sudah ingin lahiran (efek menanti kamu bareng dengan seorang ibu di kasur sebelah) sampai akhirnya mendengar tangisanmu bersahutan dengan azan isya.
Hampir 7 tahun berlalu, #abangkesayangan. Rasanya masih seperti kemarin, kamu menghadiahkan panggilan bunda padaku.
You'll always be my baby..
____
Part 2 :
Neng, tahukah kamu, Cantik, ketika kamu lahir, duniaku tiba-tiba berwarna merah jambu?
Ya, seindah itu. Seolah aku lupa, ada tangis yang seringkali memaksa hadir sebelumnya. Tangis yang tertahan hanya demi kesehatanmu.
Terima kasih telah menjadi hadiah terbaik dalam hidup, memberikan kesempatan bagiku lebih lama membersamai dirimu dalam kandungan. Ya, kamu lahir di 41w5d, yang kalau bunda datang ke RS mungkin sudah diminta 'nginep' lagi seperti kisah abang.
Pada proses kelahiranmu, bunda diberi rejeki ketemu bidandari @okke.evriana yang sabar dan bertutur lembut. Ketakutan lama yang belum hilang perlahan berganti dengan perasaan menikmati setiap proses.
Nikmatnya bercerita di atas birthing ball semalaman di halaman belakang @bumiambu sambil dipijat punggung bawah, tidur di kasur berseprai cantik sambil beberapa kali terbangun menahan sakit.
Hingga akhirnya, kamu lahir setelah azan subuh. Proses melahirkan yang sangat menenangkan, dilanjut IMD dengan ari-ari ada di samping kasur.
Terima kasih sudah hadir sebagai obat luka, terima kasih selalu menguatkan di tengah badai. Kalau pun namamu sempat di antara dua pilihan, akhirnya potongan ayat ini yang jadi tertulis di akta kelahiranmu.
yaa ayyuhalladziina aamanuushbiruu, wa shoobiruu..
dan perkuatlah kesabaranmu,
seperti Khadija. Yang tetap mengutamakan ridho Allah sebagai sandaran, ketika dunia ada dalam genggaman.
Keep sparkling, baby, cause you're my special one..
Komentar
Posting Komentar