Never Ending Drama

"Bang, hari ini bekalnya habis?" tanyaku ketika menjemputnya.

"Iya, sama temen-temen," jawabnya enteng.
___

Kira-kira begitulah drama kedua ini dimulai.

Lho, kok udah drama kedua, emang drama pertamanya apa?

Itu lho, drama pertamanya tentang anak jagoan yang selalu menangis setiap diantar ke sekolah. Bunda memberikan dua pilihan, pergi ke sekolah tanpa menangis dan tetap boleh diantar Tiyus atau pergi sekolah dengan ojek langganan.

Tantenya cerita, akhirnya drama itu berakhir dengan doa disertai isak kecil. Abang berdoa biar Abang nggak nangis lagi, Abang mau tahan nangisnya.

Yang ini memang belum sepenuhnya selesai, kini sudah datang drama kedua.

Sebagai emak-emak malas masak seperti saya, menyiapkan dua menu setiap hari sungguh membingungkan. Iya harusnya dijadwal, iya bawa makan yang sederhana saja, nggak usah maksain dulu lah.

Menu pertama yang harus disiapkan adalah menu makanan ringan untuk pukul 10.00. Menu yang sudah kusiapkan sepekan ini antara lain bakpau, dumpling ayam, buah apel. Terima kasih banyak kepada produsen-produsen makanan beku yang ada di sekitar rumah, tanpa kalian aku hanya butiran debu.

Menu kedua yang harus disiapkan adalah menu makan siang. Abang pernah membawa nasi telur, nasi dumpling ayam dan nasi kuning.

Beberapa kali nasinya tidak pernah habis dengan alasan nasinya sudah dingin. Baiklah, sang ibu sudah mencari tempat makan tahan panas dan tidak mudah tumpah.

Eh, tiba-tiba ada obrolan seperti di awal tulisan ini.

Makanannya dimakan temannya.

Andai aku tidak melihat bahagianya ia menceritakan proses makannya, mungkin sudah akan kesal sekali. Sudah menyiapkan menu sejak selesai salat Subuh, eh, ternyata bekalnya nggak dinikmati sama anak sendiri.

Bun, hari ini Abang makan di bawah pohon. (Lalu aku diajak ke tempat makan mereka)
Tadi Abang sama X kemping di sini.

Bun, lihat batang pohon yang besar itu?
Itu tadi Abang sama Y yang angkat buat duduk-duduk pas lagi makan.

Bun, lihat pohon itu. Tadi Abang makan buahnya.

Sangat membahagiakan melihat binar matanya setiap siang. Ceritanya selalu berbeda. Dan aku, ingin terus mendengar cerita seperti itu.

Untuk drama kedua ini, akhirnya kuputuskan untuk berkonsultasi singkat via whatsapp kepada fasilitatornya. Dan ternyata, Abang dan beberapa teman lainnya sedang banyak mengeksplorasi ketika proses makan.

Makan menjadi tidak terlalu fokus karena selingannya lebih banyak.

Apa perlu kami 'tindak', Bun?

Duh, pertanyaan sulit. Menghentikan proses eksplorasi anak yang sedang bahagia itu ibarat kata mematikan semangat pemain bola yang hampir memasukkan bola ke dalam gawang.

Please, explore more than this, kiddos.

Namun, sekarang saatnya aku lebih banyak 'ngobrol' jilid dua bersama Abang tentang bekal cinta yang selalu kusiapkan di pagi hari.
____

Bang, Abang tau nggak? Bunda teh bikinin makanan buat Abang pake resep sayang. Kalau yang makan temen-temen Abang nanti yang dapet sayangnya Bunda malah temen-temen Abang.

Gombalan pertama.

Abang mau makan apa sih? Biar Bunda buatin deh.

Bujukan kedua.

Sudah Bunda tempel garpunya di atas tempat makan, jadi nggak ada alasan lagi Abang nggak makan karena tangannya kotor dan nggak bawa sendok ya.

Persiapan ketiga.

Bahkan kakak fasil akan mencoba untuk melihat proses anak hari ini, anak-anak diminta untuk tidak bereksplorasi.

Hasilnya?

Dua kotak makan masih terasa berat ketika dikeluarkan dari tas. Anaknya hanya ketawa jahil ketika Bunda memberi isyarat ke arah kotak makannya.

Sushi telurnya pecah, jadi Abang susah makannya.
Pepayanya kebanyakan, Bun.

Bunda hanya bisa tersenyum sedih. Pasti bukan hanya karena itu, karena hari ini ada market day di sekolah. Dan kelas Abang dapat giliran jualan.

Sepertinya, Abang keasyikan 'belanja' makanan buatan teman-teman sekelas dan kekenyangan duluan.

Baiklah, Bun.
Jangan patah semangat. Sekolah Abang masih panjang. Masih ada waktu untuk terus membuat bekal yang akan dihabiskan Abang.

Bismillah.

#TantanganForsen_6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Harus Kutulis?

Pertemuan kembali

Day 2 : Tema Blog yang Paling Disukai