Kerlip Bintang

-
Apa passion-mu?
Hal yang membuat tetap ingin melakukannya bahkan tanpa dibayar sedikit pun. Sesuatu yang membuatmu tersenyum lebar bahkan ketika baru merencanakannya. Impian yang terus dibawa meskipun sempat padam dan terkubur lama.

Bagiku, itu adalah mengajar. Rasanya begitu menyenangkan ketika membuat kegiatan bersama anak-anak. Mulai dari menentukan tujuannya, mencari  lalu mencari jenis kegiatannya dan terakhir menentukan cerita yang membungkus kegiatan agar proses belajar terasa lebih berkesan.

Oh, passion-mu menjadi guru?
Hm, kupikir bukan, karena aku pernah berhenti jadi guru selama beberapa tahun karena alasan menikah, cuti hamil, punya anak, cuti hamil (lagi) dan punya anak (lagi), tetapi aku tetap melakukan hal yang menjadi passion-ku.

Rasanya begitu menyenangkan ketika di instagram ada tantangan 30 hari membuat kegiatan montessori bersama anak. Membuat beberapa alternatif kegiatan yang menarik agar kedua murid sekaligus guru abadiku bisa menikmati prosesnya. Kegiatan-kegiatan sederhana yang dibuat dengan peralatan sederhana yang ada di rumah.

Berjalan di atas lakban hitam yang dipasang lurus di lantai, seolah-olah kita adalah pesawat terbang yang mulai oleng karena ada turbulensi di langit. Kalau ada yang melihat bagaimana aku mencontohkan berjalan di atas lakban, mungkin akan terlihat lucu. But, it's true, aku juga menikmati permainan yang kubuat sendiri.

Lalu bagaimana ketika passion-mu bersinggungan dengan amanah yang diberikan komunitas padamu?

Ya, ketika anakku masih balita, aku tergabung dalam komunitas homeschooling Bandung, namanya SABUMI. Sebagai anggota yang doyan ikut playdate, akhirnya aku diberi amanah untuk menjadi penanggung jawab playdate Bandung Timur. Rasanya : menyenangkan karena akan merencanakan kegiatan dalam skala lebih besar.

Yang paling kuingat adalah playdate di Gasibu, tema besarnya adalah aku anak sehat yang suka makan buah. Anak-anak diminta lari dalam lintasan, lalu kemudian melakukan beberapa kegiatan olah fisik seperti melompat kodok, melompat dengan satu kaki, estafet puzzle dan sebagainya. Kegiatan ditutup dengan meminum jus jambu batu yang tanpa gula dan sedikit air. Segarrr.

Maka playdate-playdate selanjutnya dilakukan di beberapa rumah anggota yang letaknya bergantian, Antapani, Padasuka, Cibiru, Ujung Berung. Beberapa sudah menyiapkan sendiri kegiatannya, sehingga aku hanya mengordinir peserta saja, tetapi ada juga yang memintaku sebagai 'moderator' yang membuka acara dan membuat suasana jadi lebih riang dulu. Dengan dua krucil sebagai asisten (baca: yang selalu menangis dan marah) ketika ibunya tampil, alhamdulillah semua tetap berjalan lancar. 

Eh, kok malah flashback melulu. Ini semua apa kaitannya sama judul tulisan kali ini?

Nah, dengan semua passion dan pengalaman itu. Akhirnya aku membuat sebuah project keluarga kecil-kecilan. Project-nya masih sama : membuat kegiatan bermain bareng anak-anak. Kali ini, anak-anak benar-benar terlibat untuk menentukan temanya. Abang mau main apa? Neng mau main apa? Nanti Bunda ajak teman-teman di sekitar rumah untuk ikut main bareng Abang dan Neng.

Dan, kerlip bintang dipilih sebagai nama dari project kami. Kerlip bintang sebagai simbol sesuatu yang kecil tapi memiliki manfaat bagi banyak orang yang melihatnya. Mungkin yang kami lakukan ini tidak seberapa, tetapi kami berharap bisa memberi manfaat bagi orang-orang di sekeliling kami.

Alhamdulillah ada peminatnya walaupun belum banyak.

Dan, tawaran itu datanglah. 

Kerlip Bintang ditawari untuk masuk ke dalam program PAUD, menjadi bagian PAUD hanya saja sifatnya kelas weekend. Aku setuju. Timnya diperbanyak dan penanggung jawabnya bukan aku, aku hanya sebagai tim konseptor yang juga penasehat.

Rasanya seperti mimpi ketika flyer-nya dibuat lalu disebar di media sosial. Kami memulai dengan dua peserta, lalu 5 dan semoga akan terus bertambah.

Semoga kerlipnya makin banyak, dan semoga semakin banyak yang merasakan manfaatnya. Bukankah itu yang menjadikan kita menjadi manusia yang paling baik? Manusia yang paling banyak manfaatnya. Doakan kami ya.

#TantanganForsen_8

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Harus Kutulis?

-
Apakah seseorang yang mempunyai blog berarti selalu punya ide dalam otaknya? Apakah itu berarti selalu ada bahan tulisan yang menarik yang akan banyak dibaca orang? Tidak juga. Beberapa kali blog ini ramai karena sang empunya sedang mengikuti beberapa tantangan dari beberapa komunitas menulis yang ia ikuti. Namun, tak jarang blog ini menjadi sepi, hingga banyak sarang laba-laba di sana-sini, lalu harus bebersih lagi. Menulis sesuai tema atau menulis sesuai feeling ? Bagi seorang penulis pemula sepertiku, menulis artinya menulis saja. Mau sesuai tema, mangga . Mau sesuai dengan kondisi yang dirasakan juga bisa. Intinya menulis saja dulu. Beberapa kali tulisan-tulisan pendek belum juga di- publish karena masih belum memenuhi syarat jumlah kata. Disimpan saja dalam draft. Beberapa malah hanya berupa judul saja, ketika mau dilanjut sang penulis bahkan lupa ingin menulis apa. Dibantu dengan tema, seharusnya bisa memudahkan semua orang yang ingin belajar menulis. Ia hanya tinggal ma...
Baca selengkapnya

Pertemuan kembali

-
Perempuan itu berjalan perlahan, berusaha menenangkan debaran dalam hatinya. Lelaki yang baru saja lewat dengan motor sport tadi memang sengaja memelankan laju motornya ketika mereka berpapasan. Bukan itu saja, lelaki itu menatapnya untuk sejenak. Tanpa kedipan mata. Bahkan hingga menggerakkan kepala untuk terus melihatnya. Perempuan berkerudung baby pink itu langsung menyebrang menuju tempat kerjanya dan langsung menuju toilet untuk mencari cermin, memastikan tidak ada yang salah pada wajahnya. Jangan-jangan, ada sisa pelembab yang sering ia pakai dengan tergesa sambil berjalan menuju tempat kerjanya. Tidak, tidak ada yang salah , pikirnya lagi sambil mengusap wajah. Kerudungnya juga rapih, tidak 'penyok' karena tertiup angin. Yang rapuh justru hatinya. 25062019
Baca selengkapnya

Day 2 : Tema Blog yang Paling Disukai

-
Aku paling suka menulis tentang anak-anakku. Yang paling tulus mencintaiku, yang selalu punya stok maaf untukku, yang menganggap pendapatku berharga. Mereka, yang menjadi alasanku melakukan banyak hal yang berbeda. Apa yang kutulis tentang mereka? Inginnya bisa menulis lengkap dan detail, tetapi apa daya. Kemampuan mengingat yang terbatas, juga waktu yang kadang serasa sempit. Aku menulis hal-hal yang membuatku akan tertawa ketika membacanya lagi. Hal-hal sederhana dari balita yang berpikir bahwa mereka mengetahui segala hal. Bila orang dewasa yang mengatakanny, mungkin kita akan menganggap orang itu sok tahu atau apalah. Namun, karena subjeknya balita, it feels so funny. Aku menulis permintaan maafku yang panjang, yang mungkin tak akan pernah selesai. Atas keputusan hidup yang membuat mereka menjadi anak-anak yang istimewa, yang berbeda dari anak-anak biasa. Biasanya sambil menitikkan air mata, lalu mengecup wajah pulas mereka sepuasnya. Aku menulis karya-karya yang sudah...
Baca selengkapnya